Ragam Ritual Minum Teh Khas Indonesia, dari Jawa Hingga Sumatera
Ragam Ritual Minum Teh Khas Indonesia, dari Jawa Hingga Sumatera
Dikutip dari buku Leaf It to Tea milik Santhi Serad, teh di Jawa Barat, misalnya, biasa dikonsumsi tanpa menggunakan gula. Minuman ini pun selalu tersedia di meja makan, meski tak diminta secara khusus.
Lain halnya di Jawa Tengah, teh hitam atau teh merah selalu diberi tambahan gula batu, menghasilkan cita rasa yang sangat manis.
Penyajian teh menggunakan gula juga dilakukan di Jawa Timur. Di wilayah ini, penambahan gula juga menjadi sebuah status sosial, yang mencerminkan kalau si pemilik rumah cukup kaya untuk membeli pemanis tersebut.
Sementara, di Jogja, minum teh jadi sebuah ritual yang penting bagi keluarga Kraton. Minuman teh spesial disiapkan di Pawon Patehan, salah satu dapur di dalam Kraton Yogyakarta.
Setiap pukul 11.00, sajian teh untuk sultan 'diboyong' melewati halaman, oleh para abdi dalem yang mengenakan pakaian tradisional. Teh hitam disajikan dengan metode tubruk, dan dilengkapi dengan gula batu sebagai pemanis.
Nah, kalau sebagian besar wilayah di Jawa menikmati teh tubruk dengan tambahan gula batu, lain halnya di Sumatera. Daerah Sumatera Barat, misalnya. Mereka punya sajian teh spesial bernama teh talua, sebagai minuman penambah energi.
Untuk menyajikannya, dicampurkan telur mentah yang sudah dikocok bersama gula atau kental manis, plus perasan jeruk nipis. Teh talua biasanya dikonsumsi di pagi hari, atau sebagai teman kudapan di sore hari.
Selain teh talua, keunikan dari teh asal Sumatera Barat terdapat pada bahan yang digunakan. Di wilayah ini, daun pohon kopi juga kerap disajikan sebagai teh.
Konon, teh daun kopi --yang juga dikenal sebagai kawa daun-- tercipta pada masa kolonial, saat produk-produk kopi banyak diekspor. Penduduk lokal pun memanfaatkan bagian daunnya, dengan cara menyangrainya sampai kering, lalu merebusnya.
Aromanya sangat harum, dan kerap disajikan dalam batok kelapa.
Kalau di Sumatera Utara dan Aceh, kebiasaan menyeduh tehnya dipengaruhi oleh India, mengingat banyaknya pedagang dari negara tersebut yang bermigrasi ke Medan dan Aceh.
Di kedua wilayah ini, sajian teh hitam biasanya memakai susu sebagai pemanis. Susunya pun tak asal dicampur, tapi dipadukan dengan menerapkan teknik tertentu.
Teh dan susu dicampurkan dengan cara dituang berulang kali, seperti gerakan menarik sesuatu. Setelah tercampur rata, baru kemudian teh disajikan dalam gelas, menghasilkan gelembung udara di permukaannya. Teh tersebut, dikenal dengan nama teh tarik.
Bagaimana tradisi minum teh di tempatmu?
Komentar
Posting Komentar